684 Mahasiswa Unilak Terima Bantuan SPP Kemdikbud RI


Dibaca: 1637 kali 
Kamis, 03 September 2020 - 15:45:00 WIB
684 Mahasiswa Unilak Terima Bantuan SPP Kemdikbud RI Rektor Unilak Dr Junaidi SS MHum.

Pekanbaru, Hariantimes.com - Sebanyak 684 mahasiswa Universitas Lancang Kuning (Unilak) menerima program bantuan SPP dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI).

Bantuan SPP senilai Rp2,4 juta dalam satu tahap diberikan ini kepada setiap mahasiswa dari 9  fakultas di Unilak.

Dimana salah satu syarat penerimaan bantuan adalah tidak pernah menerima beasiswa dan dari keluarga tidak mampu.

"Bantuan ini betul-betul digunakan untuk biaya kuliah. Sehingga dimasa Covid-19 tidak ada mahasiswa Unilak yang terkendala. Selain itu, Unilak juga memberikan potongan SPP sebesar 10 persen. Dan Unilak juga bekerjasama dengan BPR Syariah Hasanah untuk membantu mahasiswa dalam pinjaman biaya kuliah dan bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa maupun orangtua," ujar 
Rektor Unilak Dr Junaidi SS MHum.

Ditambahkan Rektor, saat ini Unilak sedang menerima mahasiswa baru untuk gelombang tiga hingga 3 Oktober 2020. Dan bagi orangtua dan calon mahasiswa silahkan untuk mendaftar di Unilak,.

"Biaya Unilak sangat ringan dan terjangkau. Di masa Covid-19, ekonomi memang berdampak. Niat untuk kuliah jangan sampai terhenti. Setiap kesulitan pasti ada jalan," ujar Rektor seraya menyampaikan, Unilak adalah perguruan tinggi yang telah berdiri sejak 1982. Saat ini memiliki 19 program studi (prodi) S1 dan prodi S2 yang telah berakreditasi A dan B. 

"Melalui sumber daya dosen yang profesional dan berkualitas, Unilak berkomitmen untuk memajukan pendidikan di Riau dan Indonesia," ucap Rektor.
 
Sementara itu salah seorang penerima bantuan SPP, Bresman yang saat duduk sebagai mahasiswa semester 9 Fasilkom Unilak merasa bersyukur dapat lulus dalam program bantuan SPP.

"Senang sekali bisa lulus. Semoga pencairan dana cepat dilakukan. Karena sangat dibutuhkan. Saat Covid-19 ini memang terasa dampaknya. Udah dua tahun saya ojek online untuk membiayai kuliah. Namun di masa Covid-19 orderan sepi," tutur Bresma.(*)