Aktif Melestarikan Peninggalan Sejarah

Siak Anggota Jaringan Kota Pusaka di Indonesia


Dibaca: 1513 kali 
Sabtu, 21 November 2020 - 01:20:38 WIB
Siak Anggota Jaringan Kota Pusaka di Indonesia Webinar Tourism and Heritage: Enemies or Partners in Progress? di Siak Live Room kantor Bupati Siak, baru-baru ini.

Siak, Hariantimes.com - Kabupaten Siak, Provinsi Riau sebagai salah satu anggota jaringan kota pusaka di Indonesia.

Bagaimana tidak? Karena Siak dinilai aktif dalam melestarikan peninggalan sejarah. 

"Kota Siak kini tidak hanya menjadi milik rakyat Siak dan Riau. Tapi juga menjadi aset milik bangsa Indonesia. Apalagi Kota Siak Sri Indrapura sudah ditetapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai kawasan cagar budaya Nasional," ungkap Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Siak Arfan Usman didampingi Kadis PU Tarukim Irving Kahar dan perwakilan Southeast Asian Cultural Heritage Alliance (SEACHA), Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) dan The Siam Society under Royal Patronage serta Pemerintah Kabupaten Siak pada webinar The Capacity Building in Heritage Management Clinic 2020-2021 dengan tema "Tourism and Heritage: Enemies or Partners in Progress?" di Siak Live Room kantor Bupati Siak, baru-baru ini.

"Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk pengembangan dan kemajuan Heritage City di negeri istana. Tentunya jika dikemas dengan baik semakin banyak wisatawan yang akan berkunjung ke Siak" ucap Arfan usai acara. 

Sementara itu, Irving Kahar menjelaskan, Siak aktif dalam upaya mengembangkan kota pusaka SEACHA atau aliansi kota pusaka Asia Tenggara bekerjasama dengan BPPI mengusulkan Siak sebagai salah satu contoh untuk dilakukan program klinik. 

"Karena Siak ini aktif dalam mengembangkan kota pusaka, maka Siak ditunjuk sebagai salah satu contoh untuk program klinik di Asia Tenggara, dan kota Phrae di Thailand," sebut Irving sembari menjelaskan, dari 57 daerah kota pusaka di Indonesia yang di analisa oleh SEACHA, Siak dianggap lebih aktif. Misalnya selalu melakukan revitalisasi  dan melestarikan bangunan-bangunan cagar budaya. 

Irving menyampaikan tema yang diangkat tersebut cukup "seksi" disatu sisi bisa meningkatkan ekonomi, disisi lain bisa merusak cagar budaya tersebut. 

Yang pertama katanya, pengunjung akan membawa budayanya ke Siak. Kemudian membawa sampah serta pengunjung yang usil mengotak-atik bangunan cagar budaya. 

"Jadi fokus kita pada saat ini adalah bagaimana ekonomi meningkat dan cagar budaya tidak rusak," ujarnya. 

Di forum itu, sebelumnya Kadis PU Tarukim Siak ini telah mempresentasikan Secara daring sejumlah potensi objek cagar budaya di Kabupaten Siak serta sejarah berdirinya kerajaan Siak hingga kondisi kota Siak Sri Indrapura setelah pisah dari Kabupaten Bengkalis. 

Webinar itu juga diikuti Komunitas Heritage Hero Siak, Heritage Expert Board Siak, Nguyen Duc Tang dari SEACHA boar and founder,Prof Johanes Widodo dari Universitas Singapura, Prof Dorojatun Kuntjoro Yakdi dan Catrini Kubontubuh dari BPPI. 

Kegiatan ini diselenggarakan selama 6 bulan mulai November 2020 s.d Mei 2021 diawali dengan presentasi awal tentang tantangan Siak mewujudkan Cultural Heritage Tourism. 

Kemudian dilanjutkan dengan masukan pakar serta pilot aksi di lapangan untuk penerapan prinsip-prinsip, upaya solusi dan praktik pengalaman sukses yang tepat dan diakhiri dengan perumusan disain strategi sebagai model yang tepat dalam Quality Cultural Heritage Conservation & Cultural Heritage Tourism Management tidak hanya untuk Siak, tapi juga Indonesia, Thailand dan Asia.(*)