Bangkitkan Perekonomian Nasional, Desa Wisata Bisa Jadi Game Change


Dibaca: 1128 kali 
Rabu, 28 Juli 2021 - 21:55:56 WIB
Bangkitkan Perekonomian Nasional, Desa Wisata Bisa Jadi Game Change Menparekraf Sandiaga Uno ketika bergabung dan membuka Webinar Nasional bertajuk “Membangun Daya Saing Pariwisata Berbasis Potensi Lokal, UMKM, Digitalisasi dan Ekonomi Kreatif ” dihelat STIPAR Riau didukung oleh SKK Migas-PT CPI, Rabu (28/07/2021).

Pekanbaru, Hariantimes.com - Program Desa Wisata dapat menjadi salah satu motor kebangkitan perekonomian nasional dari bidang pariwisata dan ekonomi kreatif. 

Bahkan, Desa Wisata bisa menjadi game changer dalam membangkitkan perekonomian nasional dari bidang pariwisata dan ekonomi kreatif di tengah pandemi.

"Kita butuh KolaborAksi. Berkolaborasi dan mengambil aksi dari berbagai pihak untuk mencapai tujuan tersebut,” sebut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparkeraf) Sandiaga Uno ketika membuka webinar nasional bertajuk “Membangun Daya Saing Pariwisata Berbasis Potensi Lokal, UMKM, Digitalisasi dan Ekonomi Kreatif ” yang ditaja Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Riau dan didukung oleh SKK Migas-PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI), Rabu (28/07/2021).

Webinar nasional diikuti lebih dari 180 peserta. Bergabung juga dalam webinar tersebut adalah Gubernur Riau diwakili Kepala Dinas Pariwisata Riau Roni Rahmat, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Bararekraf Kemenparekraf RI Dr Wisnu Bawa Tarunajaya MM, Kepala SKK Migas Sumbagut Rikky Rahmat Firdaus dan VP Corporate Affairs PT CPI Sukamto Tamrin.

Dalam webinar itu dikupas strategi dan peran berbagai pihak dalam membangun daya saing pariwisata, khususnya melalui program desa wisata.

Di Riau, salah satu Desa Wisata yang meraih penghargaan nasional dari Kemenparekraf adalah Desa Wisata Kampung Patin yang berada di Kabupaten Kampar. 

Penghargaan itu diraih pada akhir tahun lalu. Desa Wisata Kampung Patin merupakan binaan SKK Migas-PT CPI yang menggandeng STP Riau sebagai mitra pelaksana. 

Konsep yang dikembangkan adalah wisata berbasis komunitas (community based tourism/ CBT). CBT merupakan konsep pengembangan destinasi wisata melalui pemberdayaan masyarakat lokal yang mempertimbangkan aspek keberlanjutan lingkungan, sosial dan budaya. Secara garis besar, konsep CBT berupaya membangun keterampilan komunitas dan menjaga konservasi lingkungan. 

“SKK Migas dan PT CPI ingin berkontribusi terhadap upaya pemerintah dalam menggalakkan sektor pariwisata. Pengembangan wisata berbasis komunitas menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat di wilayah Koto Masjid Kampung Patin sekaligus memberikan multiplier effect bagi masyarakat sekitar secara berkelanjutan,” beber VP Corporate Affairs PT CPI Sukamto Tamrin dalam sambutannya. 

Menurut Sukamto, kerjasama multipihak yang memiliki komitmen selaras menjadi kunci sukses pelaksanaan program. Pendanaan Program CBT ini melalui mekanisme cost recovery.

’’Komitmen dari PT Chevron Pacific Indonesia untuk melakukan pendampingan Desa Wisata perlu kita apresiasi menjelang berakhirnya kontrak di WK Rokan. Komitmen tersebut merupakan salah satu bentuk tanggung jawab dari perusahaan,” tutur Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut Rikky Rahmat Firdaus.

Sektor hulu migas, sebut Rikky, terus berkomitmen untuk mendukung peningkatan potensi lokal di sekitar daerah operasional industri migas. 

Rikky menilai, peningkatan ekonomi kreatif dan digitalisasi merupakan salah satu langkah yang tepat dalam rangka meningkatkan potensi lokal di daerah saat ini.

"Program CBT ini memberikan beberapa pendampingan ke desa wisata di antaranya pada bidang pemandu wisata, identifikasi potensi objek wisata, penginapan (homestay) dan kuliner," katanya.

Selain pendampingan, juga diberikan pelatihan terkait promosi dan pemasaran digital, peningkatan suvenir berbasis budaya lokal, dan usaha saing. Program ini telah berjalan sejak Mei 2020 lalu.

Hasil dari program ini antara lain lahirnya dua objek wisata baru, yakni Goa Rambut Emas dan Sungai Gagak. Kemudian, produk olahan daging ikan patin di desa tersebut juga lebih dikembangkan menjadi fish burger, otak-otak, bakso goreng, siomay, tekwan, empek-empek, hingga kerupuk kulit patin. 

Untuk sektor homestay di sekitar Desa Koto Mesjid, jumlahnya kini meningkat menjadi 30 unit dibandingkan sebelumnya yang hanya sembilan unit. Masyarakat juga dilatih tentang standar homestay di Indonesia maupun protokol kesehatan lokasi wisata di tengah pandemi.

Sektor pariwisata; Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM); dan Ekonomi Kreatif ditargetkan memberikan kontribusi yang terus meningkat terhadap ketahanan ekonomi Indonesia khususnya di masa pandemi. Upaya tersebut memerlukan kualitas dan jumlah wisatawan. Daya saing destinasi dan industri pariwisata nasional ditargetkan meningkat dalam daftar peringkat Travel And Tourism Competitiveness Index (TTCI).(*)