Kukuhkan ADI Riau, Adrian: 48 Persen PT Menerapkan Blended Learning


Dibaca: 1094 kali 
Sabtu, 09 Oktober 2021 - 20:35:00 WIB
Kukuhkan ADI Riau, Adrian: 48 Persen PT Menerapkan Blended Learning Ketum DDII Pusat Dr Adrian Husaini MSi mengukuhkan ADI Riau, Sabtu (09/10/2021).

Pekanbaru, Hariantimes.com - Ketua Umum Dewan Dakwah Islam Indonesia (Ketum DDII) Pusat Dr Adrian Husaini MSi mengukuhkan Akademi Dakwah Indonesia  (ADI) Riau, Sabtu (09/10/2021).

Acara ini dihadiri dan disaksikan oleh Wakil Walikota (Wawako) Pekanbaru Ayat Cahyadi, Ketua DDII Riau H Rustam Effendy MA dan sejumlah pengurus, Ketua ADI Riau Dr Nurdin Abdul Halim,  pemuka masyarakat di lingkungan ADI dan para mahasiswa dan dosen.

Ketum DDII Pusat Adrian Husaini dalam pidato pengukuhannya menyebutkan, keberadaan ADI Riau merupakan program DDII di bidang pendidikan dakwah Islam yang berafiliasi dengam Sekolah Tinggi Dakwah Islam (STDI) M Natsir yang ada di Jakarta. Oleh sebab itu, para mahasiswa ADI yang sudah tamat nanti otomatis dapat melanjutkan ke STDI M Natsir.

Adrian Husaini selanjutnya mengemukakan, sejak awal para mahasiswa harus meluruskan niat dalam menuntut ilmu dakwah di ADI jangan cari gelar.

"Saya sempat berbincang dengan Ketua APTISI Pusat beberapa waktu lalu. Orientasi pendidikan tinggi di Indonesia kini sudah berubah. Para lulusan PT lebih mementingkan sertifikasi dan efisiensi dalam studi. Sekitar 48 persen PT menerapkan blended learning. Kegiatan perkuliahan lebih fokus secara daring. Seperti Universitas Siber Indonesia yang dikelola Muhammadiya lebih menerapkan Massive Online Course (MOC)," beber Adrian.

Dijelaskannya, pada Era Disrupsi kini sebenarnya pola pendidikan pesantren seharusnya lebih siap. Sebab lebih mengutamakan tiga aspek penting yakni Akhlak, Adab dan Ibadah.

Ketua Bidang Pendidikan DDII Pusat Bujang Habibie menambahkan, ADI Riau merupakan akademi yang ke-25 sebagai kelanjutan STID M.Natsir dalam melahirkan kader-kader dakwah Islamiyah. Direncanakan, dalam jangka panjang, setiap provinsi dan kabupaten/ kota di Indonesia harus memiliki ADI.ADI pertama berdiri di Sambas, Kalimantan pada tahun  2007. 

Sementara Wawako Pelanbaru Ayat Cahyadi menyambut baik berdirinya ADI  Riau yang dapat menyiapkan kader-kader dakwah Islamiyah bagi masyarakat yang membutuhkannya. 

Ayat menceritakan pengalamannya saat menyusuri kawasan pinggiran Kota Pekanbaru. Dimana masih ditemukan masyarakat Islam yang masih terbatas fasilitas rumah ibadah dan aktivitas ibadahnya. 

Ayat saat ini juga menjadi Ketua SerikatTani Islam Infonesia (STII) Riau yang mrngembangkan bibit padi unggul Tri Sula dimana bisa panen dalam 75 hari.

Pada kesempatan yang sama, Ketua DDII Riau H Rustam Effendy menyampaikan, keberadaan ADI Riau sebagai salah satu program DDII merupakan pelanjut cita-cita pendiri DDII Dr M Natsir. 

Di awal acara, Ketua ADI Riau Dr Nurdin Abdul Halim melaporkan, gedung tempat kegiatan ADI yang terletak di depan RS Ibnu Sina, Jalan Melati Pekanbaru merupakan bangunan yang selama ini dikelola oleh LAZNAS DDII. Untuk tahun pertama ini, ADI Riau menerima 10  mshasiswa yang berasal dari beberapa kabupaten di Riau dan Provinsi Jambi.(*)